Kenapa Hari Ahad dirubah Menjadi Hari Minggu?
Hari Ahad, hari pertama dalam bahasa Arab, namun pada kalender nasional diganti penyebutannya dengan hari Minggu yang merupakan bahasa saduran dari bahasa Portugis
“Domingo”, yang berarti hari Tuhan. Dalam literature lain disebutkan bahwa Domingo adalah nama seorang Pendeta Kristen, yang pada hari Ahad selalu melakukan Kebaktian Gereja dan aktifitas rutin mingguan.
Ini berdasar-kan kepercayaan Kristen bahwa pada hari itu Yesus bangkit. Dalam bahasa Melayu yang lebih awal, kata ini di-eja sebagai “Dominggu”. Baru sekitar akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, kata ini dieja sebagai “Minggu” hingga sekarang.Sebagai seorang muslim selayaknya kita tetap menyebutnya dengan nama Ahad.
Kata minggu (m dalam huruf kecil) berarti pekan, satuan waktu yang terdiri dari tujuh hari. Terlepas dari apa pun penyebutannya, hari Ahad atau Minggu, Sunday atau Aditya, Raditya, Redite atau Diteyang diambil dari bahasa Sansekerta dan berarti matahari, ternyata hari tersebut mengandung pengertian yang sama dalam hal Ketuhanan.
Dalam Islam, Ahad artinya satu (dalam bahasa Arab), yang bermakna bahwa Tuhan manusia itu hanya Satu atau Esa, yaitu Allah Swt. Tuhan pencipta alam semesta beserta isinya, Dialah yang menciptakannya, merawatnya, menjaganya bahkan mungkin suatu masa nanti menghancurkannya.
Bangsa Portugis selama kurang lebih 85 tahun (1511 M – 1596 M) berinteraksi dengan Nusantara, peninggalannya yang masih membekas sampai hari ini adalah dirubahnya hari Ahad menjadi Minggu pada penanggalan nasional. Ada tujuh hari dalam penanggalan nasional yang berasal dari bahasa Arab, satu yang sudah dirubah yaitu hari Ahad menjadi Minggu.
Berdasarkan artinya mari kita urutkan nama-nama hari tersebut;
- Ahad (Bahasa Arab: Ahad) = Satu / Kesatu. Menurut penjelasan Nabi saw ketika ditanya tentang makna nama-nama hari oleh para sahabatnya; Hari Ahad adalah hari yang baik untuk bertanam dan membuat binaan, kerana pada hari Ahad Allah memulai menciptakan dunia dan membangunnya.
- Senin (Bahasa Arab: Isnain) = Dua / Kedua. Hari Isnin adalah hari yang baik untuk musafir dan untuk berniaga, kerana bahawasanya pada hari Isnin Nabi Syith telah musafir dalam urusan perniagaan dan beliau banyak mendapatkan keuntungan dari perniagaannya.
- Selasa (Bahasa Arab: Tsalasa ) = Tiga / Ketiga. Hari Selasa adalah hari berdarah, kerana pada hari itu, bermulanya Siti Hawa berhaid, dan pada hari itu pula mula-mula terjadinya pembunuhan anak Nabi Adam iaitu Qabil membunuh Habil.
- Rabu (Bahasa Arab: Arbaa)= Empat / Keempat. Hari Rabu adalah hari kebinasaan yang berkekalan, kerana pada hari itu Allah SWT menenggelamkan Fir’aun bersama kaumnya. Kaum Samud dan kaum ‘Ad yang mereka itu adalah kaum Nabi Saleh, juga di binasakan oleh Allah pada hari Rabu.
- Kamis (Bahasa Arab: Khamsa) = Lima / Kelima. Hari Khamis adalah hari yang baik untuk menuntut sekalian hajat, kerana bahawasanya Nabi Ibrahim AS pergi ke istana raja Mesir, maka raja Mesir menunaikan hajatnya dan mengembalikan isterinya Siti Sarah.
- Jum’at (Bahasa Arab: Jumu’ah)= Hari Ramai /Berkumpul/Berjama’ah. Hari Jumaat adalah hari yang baik untuk mengadakan perhubungan dan pernikahan.
- Sabtu (Bahasa Ibrani: Sabbat)= Hari Berhenti atau Terakhir. Hari Sabtu adalah di namakan sebagai hari tipu daya, kerana pada hari itu orang-orang kafir Quraish telah mengadakan tipu daya pada perjanjian Darrun Nadwah.
----- Semoga Bermanfaat ------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar